Minggu ini, dosen saya yang seorang Weberian sejati itu memberi tugas yang lumayan "nyentrik". Kami sekelas ditugaskan mencari quote dari anime dan manga dan menghubungkannya dengan materi minggu selanjutnya. Saya bahkan tak paham bedanya manga dengan anime. Walaupun tugasnya bersifat dependensial alias sunah, tetapi tak ada salahnya kalau dicoba *optimis ceritanya*.
Saya berhasil menemukan dua quotes seperti yang ditugaskan, tetapi hanya satu yang jadi favorit saya. Ini dia:
“Once you've been hurt you learn to hate. But, if you hurt another you become hated. On your shoulders you sense guilt. But it is because one understands such pain, the generosity toward others become second nature. That's what makes us human.”
Rangkaian kalimat di atas diambil
dari anime Naruto Shippuden Episode 128 yang berjudul Tales of A Gutsy Ninja:
Jiraiya Ninja Scroll. Jiraiya mengucapkan kalimat itu kepada Nagato ketika
Nagato merasa sangat bersalah karena telah membunuh seseorang yang menyakiti
Yahiko, teman Nagato. Nagato
mempertanyakan tindakannya dahulu, apakah merupakan sebuah kesalahan atau
tidak. Jiraiya mengatakan tidak ada yang dapat menyalahkan Nagato tentang hal
itu sebab bagaimana pun juga ia telah melindungi temannya. Namun, Jiraiya
percaya justru karena kesalahan-kesalahan semacam itulah Nagato akan menjadi
lebih baik nantinya.
Dalam lingkup Perspektif
Kewarganegaraan dalam Masyarakat, quotes
di atas berisi nilai tentang tenggang rasa. Seseorang cenderung membenci orang
yang menyakitinya. Mengacu pada pengalaman itu, individu belajar untuk tidak
menyakiti orang lain karena mengetahui bagaimana rasanya saat disakiti dan
dikejar oleh rasa bersalah ketika menyakiti orang lain. Kebencian dan rasa
sakit ibarat siklus yang berputar. Konotasinya negatif, tetapi siapa sangka
jika kedua hal ini malah menjadi kontrol moral bagi individu agar berbuat baik
terhadap sesamanya.
Nilai tenggang rasa tak sesederhana
frasa “saling menghargai” seperti yang dipelajari saat duduk di bangku Sekolah
Dasar dulu. Manusia adalah makhluk dengan subjectivity
dan self-reference yang sangat
tinggi. Ketika kita menghargai orang lain dengan tidak menyakitinya,
sesungguhnya kita sedang berusaha melindungi diri kita sendiri dari kemungkinan
rasa sakit yang sama. Sebagai contoh, kita tidak menyakiti orang dengan
menghina kepercayaannya karena berharap orang lain pun tidak menghina
kepercayaan kita sendiri.
Contoh yang paling dekat adalah bagi pengguna social media, berapa kali Anda me-like foto di Instagram teman Anda hanya
karena Anda tahu bagaimana rasanya mem-posting
sesuatu tapi tak ditanggapi sama sekali, bukannya karena fotonya yang memiliki
nilai estetika tinggi? ….it’s because
one understands such pain, the generosity
toward others become second nature. That's what makes us human.
Selalu suka baca postingan dara :D
BalasHapusTapi itu emang episode ke 128 ya raa? hahaha
hahahaha makasih sayaanggg...
BalasHapusiya sih aku browsing katanya chapter segitu.. tapi gak tau juga hahahaha...